Jumat, 04 Desember 2020

Satgas Sigrak : Lawan Kekerasan Berbasis Gender dari Lingkungan Terkecil


Segala tindakan kekerasan yang diniatkan untuk melecehkan korban berdasarkan asumsi gender dan seksual termasuk dalam kekerasan berbasis gender.  Bentuknya dapat berupa kekerasan seksual,  fisik,  sosial ekonomi, emosional dan psikologis. Kekerasan berbasis gender mengalami peningkatan selama Pandemi Covid-19 sebesar 63% (antaranews.com). Hal ini dipicu oleh kebijakan work from home dan pembatasan sosialisasi sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Rasa jenuh, bosan, tekanan ekonomi memicu peningkatan kekerasan terhadap perempuan. 

Tahun 2020, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Yogyakarta sebayak 113 kasus. Sebagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak, pemerintah Kota Yogyakarta membnetuk Satgas Sigrak.  Satgas Sigrak merupakan satuan tugas siap gerak atasi kekerasan yang terdiri dari perwakilam tokoh masyarakat,  anggota PKK, dan karangtaruna. Tujuannya, sebagai upaya melawan dan pencegah kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta mempercepat pelaporan dan penangangan korban kekerasan. Saat ini,  sudah terbentuk 105 satgas Sigrak di Kota Yogyakarta yang terdiri dari 14 Sigrak tingkat kecamatan, 90 lainnya Sigrak kelurahan dan 1 koordinator.

Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (UPT P2TP2A) bersama satgas Sigrak mengadakan roadshow kampanye di 14 kecamatan di Kota Yogyakarta. Salah satunya di Kecamatan Tegalrejo seperti gambar di bawah ini. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan yang jatuh pada tanggal 25 November 2020. Kegiatan ini merupakan sinergitas satgas Sigrak, PATBM, mitra keluarga, dan FPKK dalam rangka upaya pencegahan dan perlindungan perempuan dan anak dari segala tindakan kekerasan. Sebanyak 20 orang hadir dalam kegiatan tersebut untuk mengkampanyekan anti kekersan dan berkomitmen untuk berperan melakukan pencegahan kekersan terhadap perempuan dan anak.

Gambar 1. Satgas Sigrak bersama UPT P2TP2A bersama Satgas Sigrak

 

Gambar 2. Satgas Sigrak bersama UPT P2TP2A bersama Satgas Sigrak

Gambar 3. Roadshow Sinergitas Satgas Sigrak (Sosialisasi dan Edukasi)


Kegiatan roadshow juga diikuti oleh kader PAUD, guru PAUD, kader PKK, tokoh ulama, penggiat perlindungan perempuan dan anak. Melawan kekerasan terhadao perempuan dan anak dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Melalui kader-kader tersebut dan satgas Sigrak diharapkan lingkungan keluarga, RT, RW, serta keluarahan menjadi tempat ramah anak dan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sosialisasi terhadap kader merupakan langkah awal untuk melakukan pendidikan relasi gender dan seksual, meningkatkan pemahaman atas hal yang setara antara semua gender dan orientasi seksual.

Selain sosialisasi, satgas Sigrak juga melakukan sinergitas dengan Pokja IV PKK kelurahan dalam kegiatan posyandu balita di meja pojok solusi sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Singergitas UPT dan satgas Sigrak juga dilakukan dengan dapur balita di posyandu. Singergitas ini melibatkan perempuan (ibu-ibu balita) sebagai sasaran edukasi. Selain itu, Satgas Sigrak bersama UPT P2TP2A juga melakukan aksi bakti sosial peduli perempuan dan anakdalam situasi darurat kondisi khusus kebencanaan Gunung Merapi di Glagaharjo, Sleman.

Gambar 4. Meja pojok solusi sebagai wadah lawan kekerasan, konsultasi, dan penanganan kekerasan terhadap anak dan perempuan


Gambar 5. Edukasi Satgas Sigrak tingkat kelurahan untuk pencegahan kekerasan perempuan dan anak

Gambar 6. Sinegitas Satgas Sigrak dengan Pokja IV PKK kelurahan 


Gambar 7. Bakti sosial peduli perempuan dan anak di pengungsian

 


 

Senin, 16 Maret 2020

Materi Kuliah Klimatologi

Materi kuliah Klimatologi Kelas IIG dapat didownload di link berikut...

https://drive.google.com/file/d/14B3NuZi_DRkVNE-b7COkHk8kVNQRDUmg/view?usp=sharing

Saya tahu kalian lelah...
tapi percayalah... Tantangan ini hanya butuh senyuman yang lebih lebar untuk diselesaikan
Berjalan bersama menghadapi setiap tantangan dan keadaan...
Optimisme dalam setiap jiwa harus dihidupkan
Tetap semangat... jangan lupa sehat
Berdoa adalah bentuk utama dari harapan, semoga Corona segara lewat

Rabu, 11 Maret 2020

Pemanfaatan Buah Nipah sebagai Permen Jelly dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Kupah Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya

Desa Kupah merupakan salah satu desa yang memiliki potensi hutan mangrove. Potensi ini kemudian dikembangkan sebagai obyek wisata mangrove dengan nama Ekowisata Telok Berdiri. Wisata ini menawarkan panorama pemandangan muara Sungai Kapuas. Selain itu, tanaman mangrove menjadi daya tarik yang tersendiri, yang terdiri dari tanaman Rhizopora, Sonneratia, Avicenia, dan Nipah.


Kekayaan hutan mangrove di Sungai Kupah menyimpan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan bagi masyarakat setempat. Akan tetapi, keterbatasan pengetahuan masyarakat menjadi salah satu kendalanya. Oleh karena itu, penting adanya pelatihan pemanfaatan buah mangrove untuk dijadikan olahan pangan. Selain dikonsumsi sendiri, hasilnya dapat dijadikan produk unggulan desa setempat dan dijual sebagai oleh-oleh dari wisata mangrove. 

Nipah merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Hutan Mangrove Sungai Kupah. Tanaman ini berbuah sepanjang tahun sehingga besar potensinya untuk dimanfaatkan. Salah satunya sebagai bahan pembuatan permen jelly. Hal yang penting diperhatikan adalah memilih buah nipah dengan tingkat kematangan sedang, tidak terlalu muda, dan tidak tua. Buah nipah yang terlalu muda sangat kecil dan cair sehingga tidak ada daging yang dapat dimanfaatkan, sedangkan buah nipah yang tua akan keras dan tidak dapat diolah. Salam satu bonggol buah nipah, pada umumnya tidak semuanya dalam tingkat kematangan sedang, beberapa terlalu muda dan tua. 


Adapun cara pengolahannya adalah sebagai berikut :
Alat :
1. Kompor
2. Panci/ wajan
3. Blender
4. Wadah/ baskaom
5. Cetakan persegi
6. Sendok

Bahan :
1. Buah nipah
2. Gula pasir
3. Agar-agar (boleh plain atau berwarna)
4. Air


Cara pengolahan :
1. Ambil buah nipah, pilih buah dengan kematangan sedang

2. Cuci buah nipah
3. Blender buah nipah dengan menambahkan air sesuai takaran air untuk agar-agar (1 bungkus agar-agar 2 gelas air atau kurang lebih 400 ml)
4. Campurkan buah nipah yang telah diblender dengan agar-agar dan gula (1 bungkus agar-agar memerlukan 2 gelas gula agar terbentuk kristal ketika dikeringkan)
5. Masak sampai mendidih kemudian masukkan dalam cetakan, tunggu sampai mengeras
6. Setelah padat mengeras, potong dadu atau kotak kemudian jemur sinar matahari atau oven sampai muncul kristal gula
7. Permen jelly nipah siap dikonsumsi dan dikemas






Pelatihan pemanfaatan buah nipah sebagai permen jelly di Sungai Kupah dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa Fakultas Kehutanan beserta BEM Universitas Tanjungpura. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mampu dikembangkan sebagai usaha dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat.